Kota
Yerikho, kota palem, kurma dan berbagai jenis bunga, terletak di Lembah
Yordan dan merupakan sebuah oasis di tengah-tengah Gurun Yudea.
Letaknya 280 m di bawah permukaan laut, sehingga merupakan kota yang
amat unik di dunia.
Berdasarkan penggalian (yang dimulai pada tahun 1868) diketahui bahwa
kota Yerikho sudah ada sejak 10 ribu tahun yang lalu, dan karena itu
Yerikho boleh dianggap kota tertua di dunia. Pada musim kemarau, Yerikho
sangat panas dan berudara kering, sedang pada musim dingin dan semi,
cuacanya sangat menyenangkan. Banyak warga Yerusalem memiliki rumah
istirahat di situ. Yerikho ditaklukan oleh bangsa Israel dalam
perjalanannya ke Tanah Perjanjian (bdk. Yos. 6). Setelah menaklukkannya,
Yosua mengutuknya, sambil berkata :”Siapa
pun yang berusaha membangun kembali kota Yerikho ini, akan terkena
kutukan Tuhan (Yos 6:26). Kota Yerikho yang dikenal dari kisah-kisah
Perjanjian Baru adalah Yerikho yang dibangun oleh Raja Herodes Agung.
Letaknya agak di selatan kota sekarang, dekat Wadi Qelt. Di Yerikho
ditemukan mosaik pada reruntuhan sebuah sinagoga dari abad IV. Kota
Yerikho berhubungan erat dengan Nabi Elisa yang atas desakan para
penduduknya menyehatkan air dari salah satu sumber air dengan
melemparkan segenggam garam. Peristiwa ini tercatat dalam kitab kedua
Raja-raja. Pada waktu itu Elisa mengucapkan kata-kata berikut ini, “Aku
murnikan air ini supaya tidak lagi menyebabkan kematian atau keguguran
(2 Raj 2:21). Ternyata, mata air itu menjadi sumber kehidupan bagi semua
penduduk kota itu. Sejak itu mata air tersebut diberi nama Mata Air
Elisa. Untuk menghormati Nabi Elisa yang berjasa itu, umat
Ortodoks-Yunani mendirikan di kota Yerikho sebuah gereja.2. | Yerikho dan Yesus |
Yesus
berulang kali singgah atau melewati kota Yerikho, sebab disitulah para
peziarah dari Galilea berkumpul untuk bersama-sama memulai perjalanan
menuju kota Yerusalem. Di kota itu Yesus menyembuhkan Bartimeus yang
buta (Mrk. 10:46-52) serta singgah di rumah Zakheus, kepala pemungut
cukai yang sudah bertobat (bdk. Luk 19:1-10). Pohon Ara yang dipanjat
oleh Zakheus untuk dapat melihat Yesus, sampai sekarang masih dapat
dilihat oleh para peziarah. Pohon Ara yang dipanjat Zakheus di kota Yerikho |
3. | Bukit Pencobaan |
Di dekat Yerikho, menjulang setinggi 348 meter Bukit Pencobaan (dalam bahasa arab disebut dengan Jabal Quruntul). Tempat ini mengingatkan kita akan peristiwa di alkitab, dimana setelah Yesus dipermandikan di Sungai Jordan, Ia menarik diri ke sebuah gua di bukit ini dan berpuasa selama 40 hari, serta digoda oleh setan (bdk. Mat 4:1-11, Mar 1:13-21 & Luk 4:1-13). Pada tahun 340 Santo Charition membangun sebuah Kapel di depan gua tempat Yesus berpuasa dan sebuah biara di puncak bukit ini. Sampai abad ke-14 masih terdapat rahib yang menjalani hidup di gua-gua disekitar bukit tersebut. Pada saat itu para rahib-rahib tersebut mulai menyebut bukit ini : “Mons Quarantana”, yang artinya “Gunung Empat Puluh Hari”. Dari sinilah sebutan Jabal Quruntul dalam bahasa Arab tersebut diambil. Pada tahun 1874 Gereja Yunani Ortodoks membeli bukit ini dari pemerintah Turki Usmani yang menjajah Tanah Suci saat itu, dan pada tahun 1885 mereka mendirikan Biara Quruntul pada pertengahan dinding bukit ini. | |
4. | Tempat Yesus dibaptis |
Beberapa kilometer dari Yerikho ke arah utara, peziarah dapat sampai ke tempat di mana menurut tradisi Yesus dibaptis oleh Yohanes Pembaptis. Di situ ada sebuah kapel kecil milik para biarawan OFM. Di tempat itu diperingati 3 peristiwa, yaitu : masuknya orang-orang Israel ke Tanah Terjanji (bdk. Yos 3:14-17), penyebrangan Elia sebelum ia diangkat ke Surga (bdk. 2 Raj 2:8,14) serta baptisan Yesus. Di zaman dulu banyak katekumen datang ke tempat ini untuk dibaptis. Secara khusus mereka datang pada hari raya Penampakkan Tuhan (awal Januari). Mereka turun ke dalam sungai Yordan berpakaian semacam kain sprei saja, lalu menyimpannya dengan hormat supaya dapat dipakai sebagai kain kafan pada saat kematian. Di tempat ini pula para peziarah membaharui janji-jani baptisan. Di sebelah barat Sungai Yordan, dalam kehauhan 1 km dari pinggiran sungai, berdiri Biara St. Yohanes Pembaptis, milik Gereja Ortodoks Yunani. Mereka menyebut biara mereka Prodromos (=Pendahulu). Pada masa kini banyak orang Kristen, khususnya yang bukan Katolik, dibaptis ataupun membaharui janji baptis di Yardenit, tidak jauh dari tempat keluarnya Sungai Yordan di Danau Galiea, dekat Kibutz Degania Alfa. |