GETSEMANI

1.
Getsemani

Getsemani, dalam bahasa Ibraninya “Gat Shemanim” yang artinya Kilang Minyak Zaitun terletak di kaki Bukit Zaitun. Keaslian bentuk dan suasana dari Taman Galeri Foto - grace news Getsemani masih cukup dipertahankan sampai saat ini, meskipun kota Jerusalem yang berhadapan dengannya telah berulangkali mengalami penghancuran dan pembangunan kembali. Menurut Injil Lukas, pada waktu kunjungannya yang terakhir ke Yerusalem, “Pada siang hari Yesus mengajar di Bait Allah dan pada malam hari Ia keluar dan bermalam di gunung yang bernama Bukit Zaitun” (Luk 21:37). Jadi, dengan meyeberangi Kidron, Yesus mendaki lereng Bukit Zaitun untuk mencari tempat penginapan di rumah keluarga sahabatnya di Betania (bdk. Mat 21:17) ataupun pergi langsung ke Getsemani yang kiranya menjadi milik salah seorang muridnya. Lukas mencatat dalam Injilnya, bahwa sehabis Perjamuan Terakhir, “Lalu pergilah Yesus ke luar kota dan sebagaimana biasa Ia menuju Bukit Zaitun” (Luk 22:39), sedangkan Yohanes menulis bahwa : “Yudas, yang menghkhianati Yesus, tahu juga tempat itu, karena Yesus sering berkumpul di situ dengan murid-murid-Nya” (Yoh 18:2). Ke taman inilah Yesus pergi berdoa setelah makan Perjamuan Terakhir bersama muridNya. Dan di taman inilah Yesus menjalani masa terakhir kehidupanNya di dunia dan mengalami rasa takut yang luar biasa layaknya manusia biasa, namun Ia menerima dengan pasrah kehendak BapaNya di Surga untuk menderita dan mati di Salib untuk menanggung segala dosa umat manusia. Dulu seluruh Getsemani dikelilingi tembok yang disusun dari batu-batu. Taman itu penuh dengan pohon-pohon zaitun. Ada pula sebuah gua yang dipakai untuk bermalam serta peralatan untuk memproduksi minyak. Pada malam menjelang wafatnya, Yesus memasuki Getsemani dan menyuruh para rasulnya menunggu di gua, katanya, “Duduklah di sini, sementara Aku pergi ke sana untuk berdoa” (Mat 26:36). Pada malam itu, Yesus mengalami sejenis sakratulmaut yang dahsyat. Ia berdoa : “Ya Bapa-ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan in dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi”(Luk 22:42). Peristiwa ini digambarkan di atas altar utama Gereja Getsemani. Karena sangat tertekan, Yesus didatangi seorang malaikat yang menguatkannya. Ia sangat menderita secara batin sehingga ia makin sungguh-sungguh berdoa. Keringatnya seperti darah menetes ke tanah (Luk 22:42-44). Menurut laporan Eteria yang berziarah ke Tanah Suci pada abad IV, di kaki Bukit Sion sejak dahulu ada sebuah gereja di tempat Yesus berdoa. Gereja kedua berdiri di tempat adanya gua. Tidak jauh dari gua itu Yesus didatangi Yudas yang menciumnya. Sesudah itu Yesus ditangkap dan dibawa kepada Mahkamah Agama Yahudi. Pada saat ini di Taman Getsemani ada delapan pohon zaitun yang sudah sangat tua sekali.
Di Taman Getsemani masa kini masih ada 8 pohon zaitun yang sudah sangat tua usianya. Diperkirakan umurnya sudah lebih dari 3000 tahun. Jadi dapat dipastikan bahwa pada saat Yesus berdoa menghadapi sakrat mautNya di Taman ini pada hari "Kamis Malam", pohon-pohon tersebut sudah ada disana dan menjadi saksi akan perstiwa tersebut. Ke delapan pohon zaitun tersebut masih tetap berbuah sampai saat ini. Perlu juga diketahui bahwa pohon zaitun itu tidak pernah mati kecuali akarnya dibakar. Para peziarah abad XIII dan XIV menyebut taman ini sebagai Ladang Bunga atau Taman Bunga. Setelah taman ini dikuasai oleh orang-orang Islam, tanahnya dibagi-bagi menjadi banyak kavling kecil. Para peziarah Kristen zaman dulu membeli di sini buah-buahan atau daun-daun zaitun ataupun bunga-bunga yang tumbuh di taman ini. Baru sejak tahun 1666 taman itu menjadi milik ordo OFM, lalu keseluruhannya dikelilingi tembok.

2.

Taman Getsemani


3.

Basilika Segala Bangsa ( Basilika Sakrat Maut )

Di tempat yang disucikan oleh Yesus dengan doa dan sakratul mautnya, di masa pemerintahan Kaisar Teodosius (379-395) didirikan sebuah basilika indah. Namun basilika itu paling dulu dihancurkan oleh tentara Persia. Pada waktu Perang Salib, di tempat itu dibangun sebuah gereja kecil demi penghormatan Juru Selamat Yang Mahakudus, tetapi gereja itu pun dirubuhkan oleh para musuh kekristenan. Akhirnya ibadah diadakan di gua yang sejak abad IV ditunjuk sebagai tempat Yudas mencium Yesus. Gereja yang dapat diziarahi sekarang, selesai didirikan menurut rancangan Antonio Barluzzi pada tahun 1924. Di tengah Basilika terdapat sebuah batu besar yang dinamakan “batu sakrat maut’. Batu ini dikelilingi oleh sebuah pagar besi yang rendah dalam bentuk lingkaran mahkota duri dan piala. Di atas batu inilah dalam sakrat mautNya Yesus berdoa kepada bapaNya sambil mengeluarkan keringat darah. Lantai basilica ini ditiru berdasarkan sisa mosaik yang Galeri Foto - grace news ditemukan dari zaman Kaisar Teodosius. Di tembok luar gereja sekarang dapat disaksikan sebuah mosaik karya G. Bargellini yang bertema Yesus menguduskan segala macam derita manusia. Kaca-kaca di dalam gereja berwarna ungu menciptakan suasana remang-remang yang mengundang orang untuk berdoa dan bermeditasi. Mosaik-mosaik bermotif bunga di langit-langit diciptakan oleh D. Archiardi; patung-patung oleh G. Tonnini, sedangkan hiasan-hiasan dari besi - oleh A. Gerardi. Yang patut diperhatikan secara khusus ialah mosaik di atas altar utama yang menggambarkan Yesus sedang mengalami sakratul mautnya. Mosaik ini dibiayai oleh umat dari Hungaria. Mosaik yang menggambarkan penangkapan Yesus dibiayai oleh para serdadu dari Polandia. Mosaik yang menggambarkan pengkhianatan Yudas dibiayai oleh umat Irlandia. Teralis besi di sekeliling Cadas Sakratulmaut dibiayai oleh umat Australia. Berbagai sumbangan berharga dipersembahkan oleh beberapa bangsa demi memperindah gereja ini, yaitu oleh Amerika, Jerman, Kanada, Belgia, Inggris, Meksiko, Chile, Brasilia, Argentina ( lambang negara-negara tersebut terdapat pada langit 12 kubah ). Justru karena sumbangan universal itu, gereja ini diberi nama Gereja Segala Bangsa.

4.

Gua Getsemani ( Gua Penangkapan Yesus )

Tidak jauh dari Basilika Sakrat Maut ada sebuah kapel di dalam gua. Kapel ini dibuat di gua tempat para rasul berhenti. “Lalu sampailah Yesus dan murid-muridNya ke suatu tempat yang bernama Getsemani. Kata Yesus kepada murid-muridNya : ‘Duduklah di sini, sementara aku berdoa. Dan ia membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes serta-Nya. Ia sangat takut dan gentar” (Mar 14:32-33). Gua kapel ini terletak di sebelah arah Basilika Maria Diangkat ke Surga dan bentuknya tidak teratur. Panjangnya sekitar 17 m, lebarnya 9 m dan tingginya 5.30 m. Pada tahun 1955 dalamnya gua itu kena banjir lumpur, sehingga interiornya hancur. Kapel itu direnovasi pada tahun 1956 oleh para biarawan OFM. Sejak semula gua ini dipakai sebagai gereja. Para arkeolog telah menemukan sisa mosaik lantainya. Ternyata, di zaman dulu seluruh gua berlantai mosaik tersebut. Para pejuang Perang Salib mengisi kapel ini dengan lukisan-lukisan dan fresco.

5.

Gereja Kubur Maria

Di samping Kapel Gua penangkapan Yesus berdiri Gereja Kubur Maria atau Gereja Maria Diangkat ke Surga. Menurut tradisi, Ibu Yesus meninggal di Jerusalem dan dikuburkan di sana. Tetapi ada juga cerita tradisi bahwa Maria meniggal di Efesus dan dikuburkan di sana. Namun lebih banyak yang menerima cerita tradisi, bahwa Maria meninggal di Jerusalem. Menurut kebanyakan ahli sejarah Gereja, Maria telah meninggal di hari tuanya di Jerusalem, lalu diangkat ke surga oleh Putranya. Di atas kubur yang terletak di pinggir Taman Getsemani didirikan sebuah gereja pada tahun 455. Gereja itu dihancurkan oleh pasukan Persia pada tahun 614, lalu dibangun kembali oleh para Pejuang Salib pada tahun 1187. Sampai tahun 1757 gereja itu merupakan milik para Biarawan Fransiskan. Tetapi sesudah itu berpindah tangan ke Gereja Ortodoks Yunani dan Gereja Armenia. Melalui 50 anak tangga para peziarah dapat turun ke ruang bawah tanah dan tiba di sebuah kapel dengan pintu yang rendah. Di situ ada sebuah peti mati. Konon di situlah mayat Maria diletakkan dan dikuburkan, dan dari situlah kemudian dia diangkat ke surga.

6.

Gereja St. Maria Magdalena

Keluar dari Getsemani, ke arah lereng dari bukit Zaitun yang masih menjadi bagian dari Taman Getsemani terdapat Gereja St. Maria Magdalena, milik umat Rusia. Gereja ini didirikan pada tahun 1888 oleh Tsar Aleksander III demi mengenang ibunya Maria Aleksandrowa, istri Aleksander II. Di dalam gereja ini terdapat banyak ikon serta kubur Putri Elisabet Fiodorowa yang dibunuh pada tahun 1918. Di sekitar gereja ada banyak kuburan orang Yahudi serta sisa jalan menuju puncak Bukit Zaitun. Atap gereja ini ditutup dengan sejenis kubah khas Gereja Ortodoks-Rusia yang bentuknya menyerupai bawang.